Kamis, 05 Agustus 2010

INCOME SMOOTHING

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1953 Heyworth mengamati “.... lebih banyak teknik akuntansi yang dapat diterapkan untuk mempengaruhi pelekatan income bersih pada periode akuntansi yang berturut-turut ....”. Untuk meratakan atau penyamarataan amplitudu fluktuasi income bersih periodik. Kemudian diikuti dengan argumen yang dibuat oleh Mousen & Downs dan Gordon bahwa manajer korporat mungkin terdorong untuk meratakan income mereka sendiri (atau sekuritas) dengan asumsi bahan stabilitas dalam income dan tingkat pertumbuhan akan lebih dipilih daripada arus income rata-rata yang besar dengan variabilitas yang lebih besar.

Laporan keuangan dapat mempengaruhi pasar modal berarti menunjukkan betapa pentingnya laporan keuangan. Karena pentingnya laporan keuangan ini di masyarakat barat khususnya, maka mengundang manajemen melakukan hal-hal yang mengubah laporan laba rugi untuk kepentingan pribadinya seperti mempertahankan jabatan atau mendapatkan bonus yang tinggi. Biasanya laba yang stabil di mana tidak banyak fluktuasi atau variance dari suatu periode ke periode lain dinilai sebagai prestasi baik.


1.2 Identifikasi Masalah

1. Apa definisi dari Income Smoothing ?

2. Sebutkan beberapa hipotesis dalam perataan income !

3. Motivasi apa saja yang timbul dalam perataan ?

4. Bagaimana hubungan rugi laba dengan neraca ?

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Dapat menyebutkan dan menjelaskan definisi dari Income Smoothing.

2. Dapat menyebutkan dan menjelaskan tentang hipotesis dalam perataan income.

3. Dapat menjelaskan tentang motivasi apa saja yang timbul dalam perataan.

4. Dapat menjelaskan bagaimana hubungan rugi laba dengan neraca.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Income Smoothing

Income Smoothing adalah bentuk manajemen pendapatan yang merefleksikan akibat atau hasil ekonomi, bukan karena hasil-hasil tersebut, melainkan karena manajemen menghasilkan kualitas laba atau keuntungan yang lebih rendah karena pendapatan tidak menggambarkan kinerja ekonomi suatu bisnis selama periode tertentu.

Income Smoothing tidak tergantung pada kecurangan dan distorsi atau perubahan, melainkan pada peluang yang muncul dalam alternatif prinsip-prinsip akuntansi transaksi yang diterima dan penyebarannya.

Teori Efficiency Market Hypothesis (EMH) menyebutkan bahwa laporan keuangan dapat mempengaruhi pasar modal. Ini menunjukkan betapa pentingnya peranan laporan keuangan. Karena pentingnya laporan keuangan ini di masyarakat barat khususnya, maka menunjang manajemen melakukan hal-hal yang mengubah laporan laba rugi untuk kepentingan pribadinya, seperti mempertahankan jabatan atau mendapatkan bonus yang tinggi. Biasanya laba yang stabil di mana tidak banyak fluktuasi atau variance dari suatu periode lain dinilai sebagai prestasi baik. Upaya menstabilkan laba ini disebut income smoothing.


Income Smoothing biasanya dilakukan dengan berbagai cara yaitu :

1. Mengatur waktu kejadian transaksi.

2. memilih prinsip atau metode alokasi.

3. mengatur penggolongan antara laba operasi normal dan laba yang bukan dari modal normal.

Tidak semua negara menganggap Income Smoothing ini merupakan pekerjaan haram. Swedia misalnya membenarkan perlakuan ini sepanjang dibuat secara transparan dan memang pada hakikatnya hasilnya sama dalam jangka panjang.

2.2 Hipotesis Perataan Income

2.2.1 Sifat Perataan Income

Perataan income dapat dipandang sebagai upaya yang sengaja dilakukan untuk menormalkan income dalam rangka mencapai kecenderungan atau tingkat income yang diinginkan.

Secara lebih spesifik, teorisasi Gordon tentang perataan income adalah sebagai berikut :

Proporsi 1 : Kriterium yang digunakan manajemen korporat dalam memilih prinsip akuntansi adalah memaksimalkan utilitas atau kemakmurannya.


Proporsi 2 : Utilitas manajemen meningkatkan seiring dengan :

1. Keamanan kerjanya.

2. Aras (level) dan tingkat pertumbuhan dalam income manajemen.

3. Aras dan tingkat pertumbuhan besarnya korporasi.

Proporsi 3 : Pencapaian tujuan manajemen yang dinyatakan dalam proporsi 2 sebagian tergantung pada kepuasan pemegang saham terhadap kinerja korporasi yaitu jika hal-hal lain sama, makin bahagia pemegang saham, makin besar keamanan kerja, income dan sebagainya dari manajemen.

Proporsi 4 : Kepuasan pemegang saham terhadap korporasi meningkat seiring dengan rata-rata tingkat pertumbuhan income korporasi (atau rata-rata tingkat return terhadap modalnya) dan stabilitas income-nya.

Teorema : Apabila ke tempat proporsi di atas diterima atau terbukti benar, maka manajemen dalam lingkup kekuasaannya. Yaitu ruang gerak yang diijinkan oleh aturan akuntansi akan (1) meratakan income yang dilaporkan (2) meratakan tingkat pertumbuhan income.


2.2.2 Motivasi Perataan

Motivasi dibalik perataan meliputi peningkatan hubungan dengan kreditor, investor, dan memperkecil siklus bisnis melalui proses psikologi.

Gordon mengemukakan bahwa :

1. Kriterium yang digunakan manajemen korporasi atau korporat dalam memilih prinsip akuntansi adalah untuk memaksimalkan utilitas atau kemakmurannya.

2. Utilitas yang sama adalah sebuah fungsi keamanan kerja, aras dan tingkat pertumbuhan gaji dan aras tingkat pertumbuhan ukuran perusahaan.

3. Kepuasan pemegang saham terhadap kinerja korporasi meningkatkan status dan penghargaan terhadap manajer.

4. Kepuasan yang sama tergantung pada tingkat pertumbuhan dan stabilitas income perusahaan.

Manajemen juga ditugasi untuk menggalakkan berita tentang kendala-kendala prinsip akuntansi borcerima umum dengan berusaha meratakan angka income sedemikian rupa untuk menyampaikan ekspektasi mereka terhadap arus kas masa depan, mempertinggi keandalan prediksi yang didasarkan pada serangkaian angka income yang telah diratakan.

Ada tiga kendala yang dianggap mengiring manajer untuk melakukan perataan yaitu :


1. Mekanisme pasar kompetitif, yang mengurangi pilihan bagi manajemen.

2. Skema kompensasi manajemen, yang secara langsung terkait dengan kinerja perusahaan.

3. Ancaman penggantian.

2.2.3 Dimensi-dimensi Perataan

Dimensi perataan pada dasarnya adalah alat yang digunakan untuk melakukan perataan angka income. Dascher dan Malcolm membedakan antara perataan riil dan perataan artifisial sebagai berikut :

Perataan riil merujuk pada transaksi aktual yang dilakukan atau tidak dilakukan atas dasar efek perataannya terhadap income. Sedangkan perataan artifisial merujuk pada prosedur akuntansi yang diimplementasikan untuk memindahkan biaya dan atau pendapatan dari satu periode ke periode yang lain.

Kedua tipe perataan tersebut mungkin tidak dapat dibedakan untuk kedua tipe tersebut. Uji operasional disarankan adalah mencocokkan kurva dengan arus dua income dihitung dengan dua cara :

a) Mengeluarkan variabel manipulatif yang mungkin dan

b) Memastikannya.

Selain perataan riil dan artifisial, juga dikenal perataan klasifikator sebagai dimensi perataan yang ke tiga. Barnet et.al membedakan tiga dimensi sebagai berikut :

1. Perataan melalui terjadinya peristiwa atau pengakuan.

2. Perataan melalui alokasi dari waktu ke waktu.

3. Perataan melalui klasifikasi (sehingga disebut perataan klasifikator).

2.3 Hubungan Rugi Laba dan Neraca

Dalam teori akuntansi dikenal dua pendekatan dalam menilai hubungan antara neraca dan laba rugi yaitu articulated dan non-articulated. Pendekatan articulated artinya laporan laba itu dianggap sebagai subklasifikasi dari pos modal. Laba rugi hanya merupakan hasil matematis yang berasal dari perubahan modal dari suatu periode ke periode lainnya. Sedangkan dalam pendekatan non-articulated artinya neraca dan laporan laba rugi secara matematis independen satu sama lain. Pendekatan ini tidak banyak menjadi perhatian, dalam konsep ini ada transaksi yang tidak mempengaruhi laba tetapi langsung dioper ke pos yang bukan hasil dan biaya.


BAB III

KESIMPULAN

Income Smoothing adalah bentuk manajemen pendapatan yang merefleksikan akibat atau hasil ekonomi, bukan karena hasil-hasil tersebut, melainkan karena manajemen menghasilkan kualitas laba atau keuntungan yang lebih rendah, karena pendekatan ini menggambarkan kinerja ekonomi suatu bisnis selama periode tertentu.

Income Smoothing terdiri dari beberapa hipotesis perataan income yang meliputi sifat income perataan, motivasi perataan dan dimensi-dimensi perataan.

Income Smoothing ini tidak tergantung pada kecurangan dan distorsi atau perubahan, melainkan pada peluang yang muncul dalam alternatif prinsip-prinsip akuntansi transaksi yang diterima dan penyebarannya.


DAFTAR PUSTAKA

Chairi, Anis dan Imam Nazah. 2003. Teori Akuntansi. Semarang : Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Harahap, Sopyan Syafri. 2004. Teori Akuntansi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Riahi Ahmed, Belkaoul. 2000. Teori Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar