Kamis, 05 Agustus 2010

TEORI DAN RISET AKUNTANSI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk pengembangan sistem akuntansi tentunya perlu pengembangan dari basis teorinya, sehingga sistem akuntansi tersebut bisa lebih bermanfaat bagi pemakainya, lebih mudah mengembangkannya dan lebih mudah lagi dalam memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang yang tentunya berkaitan dengan praktik akuntansi itu sendiri.

Teori akuntansi mengandung dua kata, yaitu teori dan akuntansi. Menurut Webster’s Third New International Dictionary mendefinisikan Teori sebagai suatu susunan yang saling berkaitan tentang hipotesis, konsep dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan untuk bidang yang dibahas. Sedangkan pengertian Akuntansi sendiri salah satunya adalah, proses mengidentifikasi, mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam mempertimbangakan berbagai alternatif yang digunakan untuk mengambil kesimpulan atau keputusan bagi pemakainya.

Dari penjelasan diatas maka Teori Akuntansi dapat diartikan sebagai susunan konsep, definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul.

Selain memahami mengenai teori akuntansi kita juga harus dapat memahami mengenai penelitian atau riset akuntansi. Hal ini berguna untuk mencari kebenaran terutama di bidang akuntansi. Hasil riset tersebut merupakan hal yang menjembatani antara fenomena sosial di bidang akuntansi dengan struktur teori akuntansi itu sendiri.

Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud untuk menyusun makalah dengan mengambil judul “ACCOUNTING THEORY AND ACCOUNTING RESEARCH”

1.2 Identifikasi Masalah

Untuk mengidentifikasi masalah berdasarkan uraian diatas dapat diungkapkan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut :

  1. Bagaimana Struktur Teori Akuntansi?
  2. Bagaimana Penyusunan dan Perumusan Teori Akuntansi?
  3. Bagaimana Riset Akuntansi?

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah ini berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat diungkapkan sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui Struktur Teori Akuntansi..
  2. Untuk mengetahui Penyusunan dan Perumusan Teori Akuntansi.
  3. Untuk mengetahui Riset Akuntansi.

1.4. Metode Penulisan

Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu metode studi kepustakan dimana kami menggunakan buku pustaka sebagai sumber dalam pembuatan makalah ini

BAB II

ANALISIS MATERI

2.1. Srtuktur Teori Akuntansi

Batasan teori akuntansi telah didefinisi sebagai pengukuran dan pengkomunikasian data yang menampakkan aktivitas ekonomi yang terdiri dari tiga elemen, yaitu :

1. Data yang menampakkan aktivitas ekonomi.

2. Pengukuran data yang menampakkan aktivitas ekonomi.

3. Komunikasi data yang menampakkan aktivitas ekonomi.

Apresiasi penuh pada lingkup akuntansi sekarang dan masa yang akan datang tergantung pada pemahaman teknik akuntansi maupun struktur teori akuntansi. Struktur teori akuntansi merupakan elemen yang saling terkait yang menjadi pedoman pengembangan teori dan penyusunan teknik-teknik akuntansi.

Struktur teori akuntansi berisi elemen sebagai berikut :

1. Rumusan Tentang Tujuan Laporan Keuangan.

Tujuan laporan keuangan merupakan dasar awal dari struktur teori akuntansi. Tujuan laporan keuangan yang umum adalah untuk memberikan informasi keuangan kepada para pemakainya untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan. Standar Akuntansi Keuangan merumuskan tujuan laporan keuangan sebagai berikut :

“Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.”

2. Rumusan Tentang Postulat yang Dirumuskan dari Tujuan Laporan Keuangan

Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenaraannya sendiri atau disebut aksioma yang sudah diterima karena kesesuaiannya, yang menggambarkan aspek ekonomi, politik, sosiologi, dan hukum dari suatu lingkungan di mana akuntansi tersebut beroperasi.

a. Postulat Entitas

Postulat entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulat memungkinkan akuntan membedakan antara transaksi bisnis dan individu, akuntan melaporkan transaksi perusahaan, bukan transaksi pemilik perusahaan.

b. Postulat Kelangsungan Usaha (Going Concern)

Postulat kelangsungan usaha atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dan aktivitas yang sedang berjalan. Postulat ini mengasumsikan bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak tertentu.

c. Postulat Unit Pengukur (Postulat Unit Of Measure)

Unit pertukaran dan pengukuran diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan dengan cara yang sama. Pengukur umum yang dipilih dalam akuntansi adalah unit moneter. Postulat ini menimbulkan 2 keterbatasan akuntansi :

1. Akuntansi terbatas pada pemberian informasi yang dijabarkan dalam ukuran moneter (uang), tidak mencatat informasi relevan lainnya yang sifatnya nonmoneter.

2. Terkandung dalam unit moneter itu sendiri yang sifatnya atau nilainya berfluktuasi karena tergantung kepada kemampuan daya belinya.

d. Postulat Periode Akuntansi

Postulat periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan yang menggambarkan perubahaan dalam kesejahteraan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.,

3. Konsep Teoritis Akuntansi yang Berhubungan dengan Asumsi-Asumsi dan Sifat-Sifat Akuntansi.

Konsep Teoritis Akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri atau disebut juga aksioma yang juga sudah dietrima umum karena kesesuainnya dengan tujuan laporan keuangan yang menggambarkan sifat-sifat akuntansi yang berperan dalam ekonomi bebas yang ditandai oleh adanya pengakuan pada pemilikan pribadi.

4. Rumusan Prinsip Akuntansi Utama yang Didasarkan pada Postulat dan Konsep Teoritis Sebelumnya.

Prinsip (dasar) akuntansi adalah prinsip atau sifat-sifat yang mendasari akuntansi dan seluruh outputnya, termasuk laporan keuangan yang dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postulat-postulat akuntansi dan konsep teoritis akuntansi yang menjadi dasar dalam pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia memberikan dua asumsi dasar, yaitu :

a. Dasar Akrual

Artinya bahwa dalam menyusun laporan keuangan pengakuan transaksi didasarkan pada kejadian atau peristiwa bukan didasarkan pada transaksi kas.

b. Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa entity yang dimaksud akan terus melanjutkan usahanya, dalam asumsi dasarnya tidak ada maksud untuk melakukan likuidasi.

5. Standar atau Teknik Akuntansi Sebagai Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai Kebutuhan Para Pemakai, yang Dirumuskan dari Prinsip Akuntansi yang Utama.

Standar (teknik) Akuntansi adalah peraturan-peraturan khusus yang dijabarkan dari Prinsip Dasar Akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana standar perlakuan pencatatan dan pelaporan terhadap semua transaksi atau kejadian-kejadian tertentu yang dialami oleh suatu lembaga (entity), organisasi atau perusahaan.

2.2. Penyusunan dan Perumusan Teori Akuntansi

Teori akuntansi seharusnya merupakan hasil proses penyusunan dan juga pembuktian teori. Suatu teori akuntansi harus dapat menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi yang ada. Tetapi cara berpikir tersebut belum diikuti secara sempurna dalam akuntansi. Saat ini ada dua pendekatan dalam perumusan teori akuntansi, yaitu pendekatan tradisional, yang mana praktik dan pembuktian akuntansi memiliki arti yang sama, sedangkan pendekatan yang baru, merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk menyajikan pembuktian teori yang logis dan empiris.

Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi teori akuntansi sebagai berikut:

1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi dalam menyusun standarnya.

2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak adanya standar resmi.

3. Menentukan batas dalam hal melakukan judgement dalam menyusun laporan keuangan.

4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang disajikan laporan keuangan.

5. Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan.

Sedangkan menurut Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi sebagai berikut :

1. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik akuntansi.

2. Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru.

Eldon S. Hendrikson (1970) mendefinisikan teori sebagai suatu set proporsi termasuk aksioma, teorema bersama definisi dan peraturan, kesimpulan formal dan informal yang diarahkan untuk menjelaskan suatu gabungan fakta atau kelompok kegiatan konkret atau yang abstrak. Sedangkan menurut Hendriksen teori adalah satu set susunan hipotesis, konsep, dan prisip pragmatis yang membentuk kerangka umum referensi untuk satu bidang yang dipertanyakan.

Vernon Kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu sistem yang komprehensif dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia membagi unsur teori dalam beberapa elemen, yaitu : postulat atau asumsi dasar, definisi, tujuan akuntansi, prinsip atau standar dan prosedur atau metode-metode.

2.3. Sifat Dasar Teori Akuntansi

Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksi dan menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi.

Pada awalnya harus diakui bahwa tidak ada teori akuntansi yang komprehensif. Bahkan terdapat teori-teori yang berbeda dan berkembang, yang disajikan dalam sejumlah literatur. Banyak teori-teori yang muncul karena dipakainya beberapa pendekatan-pendekatan yang berbeda dalam penyusunan teori akuntansi.

Perbedaan ini menyebabkan American Accounting Association’s Committee on Concepts and Standard for External Reports menyebutkan bahwa :

1. Tidak ada teori akuntansi keuangan yang lengkap yang mencakup dan memenuhi keinginan semua keadaan dan waktu dengan efektif.

2. Didalam literatur akuntansi keuangan yang ada bukan teori akuntansi tetapi kumpulan teori yang dapat dirumuskan mengatasi perbedaan-perbedaan persyaratan yang diinginkan para pemakai laporan keuangan.

McDonald berargumen bahwa suatu teori harus memiliki tiga elemen, yaitu :

1. Menyandikan fenomena ke penyajian secara simbolis.

2. Manipulasi atau gabungan sesuai dengan peraturan.

3. Menerjemahkan kembali ke fenomena yang sesunggunhnya.

Untuk perumusan teori akuntansi memang tidak dapat hanya mengandalakn teori akuntansi saja, tetapi harus menggunakan literatur dan disiplin ilmu lain yang relevan. Namun teori akuntansi merupakan instrumen yang sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk disajikan kepada para pemakainya.

2.3. Metodologi-Metodologi dalam Penyusunan Teori Akuntansi

Sebagaimana bidang ilmu lainnya, suatu metodologi juga diperlukan dalam penyusunan teori akuntansi. Perbedaan opini, pendekatan, dan penilaian diantara praktik dan penelitian akuntansi menyebabakan munculnya berbagai metodologi. Dari berbagai pendapat dan praktik, Belkaoui dan Godfrey mengemukakan ada beberapa metode yang dikenal dalam suatu literatur, diantaranya :

1. Metode Deskriptif (Pragmatic)

Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan dan karenanya metode perumusan teori akuntansi harus bersifat deskriptif atau menjelaskan.

2. Psychological Pragmatic

Metode ini mengamati pemakai laporan keuangan terhadap output akuntansi tersebut (laporan keuangan) yang disusun dari berbagai aturan, standar prinsip atau pedoman. Jika terdapat reaksi maka dianggap bahwa akuntansi dapat bermanfaat secara relevan. Tetapi bisa saja terjadi reaksi yang tidak logis dari pengguan laporan keuangan sehingga bukan saja reaksi itu yang disebabkan oleh laporan keuangan.

3. Metode Normatif

Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti serta tidak memperdulikan apakah berlaku dipraktik sekarang atau tidak.

4. Metode Positif

Yaitu suatu metode yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang sedang berlaku atau diterima umum. Berdasarkan metode ini maka dirumuskan problem penelitian untuk mengamati perilaku atau fenomena nyata yang tidak ada dalam teori. Para pendukung metode ini, menyebutkan bahwa metode ini digolongkan sebagai metode ilmiah, karena menggunakan peraturan yang terstruktur dan data empiris yang objektif dan model statistik matematis yang bersifat logik.

2.5. Pendekatan-Pendekatan Dalam Penyusunan dan Perumusan Teori Akuntansi

Dalam literatur dikenal beberapa pendekatan di dalam merumuskan teori akuntansi. Belkaoui memberikan penjelasan tentang pendekatan dalam perumusan teori akuntansi sebagai berikut :

I. Pendekatan Informal, yang dibagi dalam :

a. Pragmatis, praktis (nonteoritis)

Pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis.

b. Pendekatan otoritarian dalam penyusunan teori akuntansi, yang umumnya digunakan oleh organisasi profesi, terdiri dari penyajian sejumlah peraturan praktik-praktik akuntansi. Karena pendekatan ini juga berupaya untuk menyajikan solusi praktik, maka pendekatan ini dapat secara mudah diidentifikasikan sebagai pendekatan pragmatis.

Kedua pendekatan ini barasumsi bahwa teori akuntansi dan teknik-teknik yang dihasilkan harus didasarkan kepada pemanfaatan secara maksimal laporan keuangan, apabila akuntansi diharapkan memiliki fungsi yang bermanfaat. Dengan kata lain, suatu teori tanpa konsekuensi praktik adalah suatu teori yang buruk.

II. Pendekatan Toeritis, yang dibagi kedalam :

a. Pendekatan deduktif

Dalam penyusunan taori akuntansi, dimulai dengan adanya asumsi-asumsi dasar dan hasil penarikan konklusi yang bersifat logis tentang suatu sebjek dengan sejumlah pertimbangan..

Tahap-tahap yang digunakan untuk menjalankan pendekatan deduktif terdiri dari :

1. Penetapan tujuan-tujuan pelaporan keuangan.

2. Pemilihan dalil-dalil akuntansi.

3. Penentuan prinsip-prinsip akuntansi.

4. Pengembangan teknik-teknik akuntansi.

b. Pendekatan Induktif

Dalam penyusunan teori akuntansi pendekatan ini dimulai dengan serangkaian pengamatan, kemudian pengukuran dan selanjutnya aktivitas untuk memperoleh suatu konklusi. Argumentasi induktif membawa keterangan-keterangan yang bersifat khusus ke suatu bentuk yang bersifat umum.

Tahap-tahap pendekatan induktif dalam penyusunan teori akuntansi :

1. Mengumpulkan semua observasi.

2. Analisis dan golongan observasi berdasarkan hubungan yang berulang-ulang dan sejenis, seragam serta mirip.

3. Ditarik kesimpulan umum dan prinsip akuntansi yang menggambarkan hubungan secara berulang.

4. Kesimpulan umum diuji kebenarannya.

c. Pendekatan Etik.

Dalam pendekatan ini digunakan konsep kewajaran, keadilan, pemilikan dan kebenaran. Pendekatan ini diperkenalkan oleh D.R.Scott. Beliau mendefinisikan keadilan sebagai perlakuan yang seimbang terhadap seluruh pihak yang berkepentingan, kebenaran sebagai pelaporan keuangan yang akurat dan benar tanpa adanya kesalahan interpretasi, dan kewajaran sebagai penyajian yang wajar, tidak bias, serta tidak memihak.

d. Pendekatan Sosiologis.

Menekankan pada akibat-akibat sosial yang ditimbulkan teknik-teknik akuntansi. Pendekatan ini merupakan perluasan dari konsep etik dan yang menjadi perhatian adalah kesejahteraan seluruh masyarakat bukan saja pemilik. Menurut konsep ini, prinsip akuntansi dinilai dari penerimaan seluruh pihak terhadap laporan keuangan, khususnya yang melaporkan tentang dampak perusahaan terhadap masyarakat.

e. Pendekatan Makro Ekonomi.

Pendekatan ini menekankan kepada kontrol perilaku indikator makro ekonomi yang menghasilkan perumusan teknik akuntansi. Dari pendekatan ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Teknik dan kebijaksanaan akuntansi harus dapat menggambarkan realitas ekonomi.

2. Pilihan terhadap teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomis.

f. Pendekatan Eklektif.

Merupakan suatu hasil utama berbagai upaya individu dan profesi maupun organisasi pemerintahan dalam partisipasinya untuk menetapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam akuntansi.

2.6. Riset Akuntansi

Riset akuntansi merupakan suatu disiplin ilmu yang sudah ada lebih dari seratus tahun yang lalu. Riset Akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk mencari kebenaran di bidang akuntansi. Hasil dari riset akuntansi ini merupakan penyambung antara fenomena sosial di bidang akuntansi dengan struktur teori akuntansi. Dimana fenomena sosial tersebut dituangkan dalam berbagai bentuk “statement ilmiah” sehingga menjadi teori.

Proses mencari kebenaran dimulai dengan cara dogamtis dimana kebenaran berasal dari orang atau pihak ataupun lembaga yang diberi dan diyakini memiliki otoritas untuk menetapkan kebenaran. Kemudian cara ini berkembang dan menggunakan cara normatif dengan menggunakan logika ilmiah, serta pemikiran yang sehat. Dari cara normatif ini berkembang lagi sehingga kemudian menggunakan metode empiris dengan titik berat melihat pada kenyataan yang ada dilapangan yaitu fenomena sosial.

Ada beberapa metode yang digunakan dalam suatu penelitian. Metode-metode ini tergantung kepada suatu problem atau masalah penelitian yang akan dibahas. Tentunya akan berbeda antara metode penelitian untuk ilmu eksakta dengan metode penelitian untuk ilmu sosial. Tetapi dalam ilmu sosial pun memiliki perbedaan metode penelitian. Bahkan dalam ilmu akuntansi pun ada beberapa metode yang akan dipakai dalam suatu penelitian.

Dari perbedaan metode yang digunakan diatas, maka secara garis besar ada tiga cara yang dipilih, yaitu :

1. Metode Kuantitatif

Yaitu metode yang menggunakan rumus-rumus statistik dalam mengidentifikasi dan mengolah variabel yang muncul dari suatu problem atau masalah yang akan dijawab.

2. Metode Kualitatif

Yaitu menggunakan narasi dan penguraian tentang variabel yang akan dibahas tanpa harus melakukan pengukuran terlebih dahulu.

3. Metode Campuran antara Kuantitatif dan Kualitatif

Metode ini menggambungkan dari dua metode diatas, yaitu sebagian menggunakan metode kualitatif dan sebagian lagi menggunakan metode kuantitatif.

2.7. Proses Penelitian Ilmiah

Suatu teori dilahirkan dari berbagai kegiatan dan tahap penelitian. Metode berbeda dengan metodologi. Dimana metode adalah cara melakukan penelitian sedangkan yang dimaksud dengan metodologi adalah ilmu yang mendasari metode tersebut. Keabsahan dari suatu metode yang digunakan akan sangat menentukan apakah hasil riset tersebut dapat diakui sebagai ilmiah atau tidak.

Ada seorang peneliti yaitu Nachimas dan Nachimas (1981) menyatakan bahwa :

“Ilmu bukanlah badan atau struktur ilmu yang bersifat khusus atau umum, dan ilmu menyatu bukan disatukan oleh masalah atau topiknya melainkan oleh metodologinya.”

Nachimas dan Nachimas (1981) juga mendefinisikan :

“Metodologi ilmiah adalah suatu sistem dari prosedur dan peraturan yang eksplisit berdasarkan atas suatu riset yang dilakukan dan ilmu pengetahuan yang dinilai.”

masalah pilihan ekonomis.

BAB IV

SIMPULAN

Berdasarkan uraian makalah tersebut diatas maka penyusun dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

v Struktur Teori Akuntansi berisi elemen-elemen :

a. Rumusan tentang tujuan laporan keuangan.

b. Rumusan tentang postulat yang dirumuskan dari tujuan laporan keuangan

c. Konsep teoritis akuntansi yang berhubungan dengan asumsi-asumsi dan sifat-sifat akuntansi. Postulat dan konsep teoritis ini dijabarkan dari rumusan tujuan laporan keuangan.

d. Rumusan prinsip akuntansi utama yang didasarkan pada postulat dan konsep teoritis yang tercantum sebelumnya.

e. Standar atau teknik akuntansi sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan sesuai kebutuhan para pemakai, yang dirumuskan dari prinsip akuntansi utama.

v Teori Akuntansi adalah susunan konsep, definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan anatara varibel yang satu dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul.

v Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi teori akuntansi sebagai berikut:

  1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi dalam menyusun standarnya.

2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak adanya standar resmi.

3. Menentukan batas dalam hal melakukan judgement dalam menyusun laporan keuangan.

4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang disajikan laporan keuangan.

5. Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan.

Sedangkan menurut Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi sebagai berikut :

1. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik akuntansi.

  1. Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru.

v Riset Akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk mencari kebenaran di bidang akuntansi. Hasil dari riset akuntansi ini merupakan penyambung antara fenomena sosial di bidang akuntansi dengan struktur teori akuntansi. Dimana fenomena sosial tersebut dituangkan dalam berbagai bentuk “statement ilmiah” sehingga menjadi teori.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar